Tadi malam saya ikut kelas kuliah online Associatte Akademi Trainer. Pematerinya, penulis buku Great Teacher (Gramedia), Ferdinal Lavendry, kami memanggilnya pak Ferdinal.
Pak Ferdinal berbagi cerita tentang pengalaman studi banding ke Finlandia, sebagai salah satu negara kiblat pendidikan saat ini. Rahasia keberhasilan pendidikan di Finlandia begitu banyak. Salah satu yang menonjol adalah Guru Mengajar Karena Panggilan Jiwa. Profesi guru adalah pilihan, bukan pelarian.
Saya rasa, rahasia ini bukan hanya berlaku untuk profesi guru namun untuk semua profesi, termasuk salah satu profesi yang saya tekuni yaitu trainer.
Ketika trainer sebagai panggilan jiwa maka spirit utamanya adalah “memberdayakan diri dan orang lain” atau dengan kata lain menjadi pengungkit keberhasilan.
Saat dunia berubah menjadi krisis kemudian beralih ke new normal, sang trainer tetap fokus kepada spirit utama: menjadi pengungkit keberhasilan bagi banyak orang. Keahlian lama yang selama ini menjadi jurus andalannya rela ia tanggalkan. Ia belajar “kesaktian” baru yang lebih diperlukan masyarakat. Tidak nyaman memang, tetapi ia penuh suka cita menjalaninya karena trainer adalah panggilan jiwanya.
Semula menjadi performer di atas panggung adalah salah satu “kesaktian” saya, kini itu tidak laku. Yang diperlukan sekarang adalah peran konsultan, konselor, teman bicara, tampil renyah untuk memberi tips praktis secara online kepada banyak orang. Saya pun mempelajarinya, termasuk belajar keahlian baru yang mendukungnya.
Puluhan leader, owner bisnis dan profesional “curhat” tentang berbagai tema secara online kepada saya sepanjang pandemik covid-19. Saya menikmati peran baru sebagai konsultan dan konselor yang menjadi pelengkap profesi saya sebelumnya yaitu trainer. Apakah enjoy dan happy? Jawabnya, sangat enjoy dan happy. Why? Sebab semua itu saya lakukan karena panggilan jiwa. Bagaimana dengan Anda?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini