Neuroscience of Leadership, Bagaimana Ilmu Pengetahuan Memetakan Kepemimpinan.

Sebagian orang sepertinya lebih mudah terlihat sebagai pemimpin dibandingkan yang lain. Apa sebabnya? Apakah ini masalah fisik,  postur tubuh? Apakah di sini bermain yang namanya kharisma? Apakah ini soal bagaimana kita mengambil keputusan? Apakah ini masalah kemampuan menyelesaikan masalah

Leadership merupakan topik yang paling banyak dibahas manusia hingga kini.  Namun ilmu leadership sendiri memiliki begitu banyak aliran atau mazhabnya. Tidak kurang dari 300 definisi bisa kita temukan tentang leadership. Tidak ada yang mempermasalahkan definisi yang begitu banyak ini karena dianggap sebagai ilmu yang bersifat “soft”.  Dengan kata lain, tidak ada definisi yang benar-benar pasti tentang leadership. Bahkan sebagian orang yang menganggap leadership sebagai sebuah seni yang tidak bisa dibuat ukuran ataupun acuan yang tampak. Sehingga mereka yang mempelajari leadership pun tidak bisa sebenarnya dikatakan memiliki kepemimpinan yang lebih baik daripada orang yang tidak pernah belajar tentang leadership.

Di sudut lain ilmu pengetahuan terdapat cabang ilmu yang bernama neuroscience. Ilmu ini ini berasal dari rasa ingin tahu manusia tentang organ tubuh yang terletak di kepalanya. Manusia kemudian menemukan adanya sel yang berfungsi Central di dalam otak manusia yang bernama neuron. Neuron adalah sel penghantar listrik atau energi,  yang berperan memberikan informasi kepada otak atas apa yang dialami oleh tubuh manusia. Pemahaman kita tentang neuron dari waktu ke waktu menjadi lebih baik.

Kini berbagai alat bantu telah tersedia bagi mereka yang melakukan penelitian tentang otak dan neuron. Peralatan seperti fmr Brain specs dan lain sebagainya mampu memberikan informasi yang lebih luas pada kita tentang bagaimana otak bekerja. Pengetahuan ini pula yang yang memberikan pencerahan bahwa neuron adalah sumber dari tindakan manusia. Setiap kita bertindak, bereaksi atas apa yang berasal dari pikiran dan yang berasal dari apa yang ditangkap oleh neuron kita.  Dan pengetahuan tentang ini membawa ilmu Neuroscience beririsan dengan pembahasan tentang leadership.

Dari ratusan definisi tentang leadership yang kita ketahui, yang paling banyak miliki kesamaan adalah definisi yang  mencakup tentang  membangun pengaruh, tentang berpikir,  mengarahkan, dan mengambil tindakan atau keputusan.

Penelitian yang dilakukan oleh para pakar neurosains menemukan bahwa fungsi-fungsi tersebut di atas banyak dilakukan oleh otak manusia. Sehingga sebenarnya untuk mengetahui bagaimana seseorang membangun pengaruhnya atau seseorang membangun kemampuannya berpikir mengambil tindakan dan mengalahkan timnya bisa di dilakukan dengan memahami cara otaknya bekerja.

Dan ini merupakan sesuatu yang murni ilmiah bukan hanya berdasarkan pengamatan atas para pemimpin di masa lalu yang berhasil atau perilaku-perilaku yang dianggap efektif.

Ini adalah pondasi dimana pengetahuan tentang otak dalam pemimpin mulai berkembang atau yang disebut dengan neurosains of Leadership.

Jadi kalau mau jadi pemimpin ternyata itu hanya masalah otak.

Penulis adalah praktisi Neuroleadership dan Human Resource Development. Anggota Tim Eksekutif Neuroleadership Indonesia.

Ditto

Share ke teman-temanmu ya...