Safrin Heruwanto – Larasluhur Indonesia
Salah satu fungsi utama Anda sebagai manajer adalah mengembangkan mereka yang melapor kepada Anda sehingga mereka mencapai potensi dan produktivitas maksimum mereka untuk organisasi dan diri mereka sendiri.
Ada beberapa cara seseorang dalam mempelajari sesuatu :
• Keterampilan dapat dikembangkan melalui “Coaching”
• Keterampilan dapat diajarkan
• Keterampilan dapat dipelajari dari seorang ahli
• Keterampilan dapat ditinjau dengan melihat perilaku masa lalu
Organisasi dapat menggunakan keempat metode untuk membantu pengembangan karyawan mereka. Manajer semakin diharapkan untuk dapat secara kompeten melakukan masing-masing dari empat aturan proses ‘belajar’ -, yaitu: Trainer, Coach, Mentor, dan Counselor – untuk tim mereka ketika diperlukan.
Berharap setiap manajer untuk dapat melakukan setiap peran pada tingkat kompetensi yang sama dalam banyak hal, tidaklah masuk akal. Organisasi kerapkali (dengan buruk) melengkapi manajer untuk melakukan peran ini dan menawarkan sedikit panduan tentang bagaimana cara terbaik untuk melakukan peran tersebut.
Anda perlu memahami bagaimana setiap bentuk pembelajaran beroperasi, dan perbedaan di antara mereka, dan memastikan perilaku Anda sesuai dengan peran yang perlu Anda lakukan untuk memenuhi tujuan Anda.
Peran “manajer sebagai Coach” menjadi lebih luas, terutama dalam organisasi yang memiliki budaya pemberdayaan. Ini menciptakan semakin banyak situasi di mana manajer menemukan diri mereka dalam peran pembinaan daripada Trainer, Mentor, atau Counselor. Sisa dari bagian ini didedikasikan untuk menjelaskan bagaimana peran pembinaan berbeda dari yang digunakan ketika training, mentoring, atau counseling orang.
Cara-cara di mana pendekatan proses pembelajaran peran Coaching/Pembinaan dan Training/Pelatihan, sangatlah berbeda.
Training secara prinsip bersifat direktif: yang didorong oleh pelatih, yang akan mengendalikan sebagian besar proses dan konten untuk mentransfer pengetahuan atau mengembangkan keterampilan baru seefisien mungkin.
Efektivitas pelatihan tergantung pada kompetensi pelatih dan kecakapan peserta pelatihan untuk ‘mata ajar’ (subjek) yang diajarkan.
Pembinaan (Coaching) di sisi lain didorong oleh pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada peserta pelatihan, yang kemudian mengeksplorasi apa yang sudah mereka ketahui, tetapi dengan cara yang mungkin tidak akan terjadi pada mereka tanpa bimbingan seorang pelatih. Pembina mengendalikan prosesnya, tetapi agar benar-benar efektif, sang pembina harus memiliki konten.
Perbedaan lain adalah bahwa orang sering dilatih dalam kelompok dan ini tidak mengurangi kualitas pelatihan yang diterima dengan cara yang berarti. Namun, pembinaan harus selalu dilakukan secara One-to-one Basis.
Meskipun mereka adalah kegiatan yang berbeda, pelatihan dan pembinaan dapat bekerja dengan baik ketika digunakan bersama. Salah satu hambatan yang dihadapi dalam pendidikan bisnis adalah kesulitan mentransfer keterampilan dan antusiasme dari kursus pelatihan ke tempat kerja. Pembinaan dapat menjadi cara yang sangat baik untuk membantu orang menerapkan apa yang mereka pelajari dari kursus pelatihan dan menerapkannya ke dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Adopted from:
http://www.free-management-ebooks.com/faqch/principles-03.htm
translated by Safrin Heruwanto.